Para pemula yang antusias untuk menguasai teknik bernyanyi sering mendengar saran seperti, "Bernyanyilah dengan menggunakan perut Anda."
Namun, sedikit orang yang menjelaskan apa yang sebenarnya dimaksud dengan "bernyanyi dengan perut Anda." Hal ini membuat banyak orang mengira bahwa perut harus aktif terlibat selama bernyanyi.
Pada awalnya, mungkin terasa seperti teknik ini menstabilkan suara, namun seiring waktu, seringkali menyebabkan kelelahan, suara serak, kesulitan mencapai nada tinggi, dan stamina yang berkurang. Masalah-masalah ini umumnya muncul bagi mereka yang percaya bahwa bernyanyi memerlukan ketegangan perut yang aktif. Bimbingan profesional mengungkapkan bahwa bernyanyi melibatkan menjaga otot-otot perut benar-benar rileks. Relaksasi ini erat kaitannya dengan pernapasan diafragma.
Saat menggunakan pernapasan diafragma, diafragma rileks dan turun saat Anda menghirup, menyebabkan perut membesar keluar akibat dorongan ke bawah dari diafragma. Proses ini memungkinkan paru-paru untuk mengembang sepenuhnya, mirip dengan balon. Selama penghembusan, diafragma naik kembali, dan perut secara bertahap mengecil saat udara dikeluarkan, menyerupai sebuah balon yang kempes. Metode ini memaksimalkan kapasitas paru-paru, berbeda dengan pola pernapasan umum di mana perut menarik ke dalam selama inhalasi dan mendorong keluar selama ekshalasi.
Pola pernapasan terbalik sering dikaitkan dengan diajarkan untuk "berdiri tegak dengan dada ditarik ke depan dan perut ditarik masuk." Postur ini mengontraksi diafragma, memaksa ekspansi paru-paru ke atas dan menyebabkan bahu naik setiap kali bernapas. Walaupun pendekatan ini dapat menjaga postur dan estetika, namun tidak cocok untuk bernyanyi atau pidato yang berkepanjangan. Namun demikian, bayi yang baru lahir secara alami bernapas dengan diafragma. Bernyanyi membutuhkan pernapasan diafragma, di mana perut membesar saat inhalasi dan mengecil saat ekshalasi. Diafragma tetap rileks sepanjang waktu. Namun, jika diafragma hanya rileks selama inhalasi sementara perut mendorong keluar dengan kekuatan selama ekshalasi, tekanan udara berlebihan akan tercipta, menyebabkan penggunaan berlebihan pada pita suara.
Penggunaan tekanan udara berlebihan secara berkepanjangan untuk menggetarkan pita suara dapat menyebabkan masalah seperti kelelahan, peradangan, nodul, atau polip. Kondisi-kondisi ini akan menyebabkan suara serak, kelelahan, dan ketidaknyamanan. Dari sudut pandang fisik, mendorong perut keluar selama ekshalasi menyerupai menarik udara dari wadah berukuran tetap, menciptakan efek vakum. Hal ini meningkatkan tekanan udara yang keluar. Meskipun teknik ini mungkin berguna dalam skenario tertentu, seperti saat kehabisan nafas namun perlu menyelesaikan sebuah penampilan, penggunaan yang berkepanjangan dapat membuat pita suara tegang.
Untuk melindungi pita suara dan menjaga suara tetap sehat, para penyanyi sebaiknya fokus pada pernapasan diafragma yang tepat dan hindari menggunakan tekanan abdomen yang berlebihan selama ekshalasi. Pendekatan ini memastikan penggunaan suara yang berkelanjutan dan mengurangi risiko kerusakan vokal jangka panjang.